Rasanya ak pingin bunuh diri, setelah mendengar dari tetangga, ternyata ibuku seorang pelacur. Entah dari mana kabar itu muncul dan masih menempel serta selalu membisik-bising di telingaku. Setelah mendengar kabar itu, ak segera pulang kerumah untuk memastikan apakah kabar itu benar ato hanya isapan jempol belaka.
Sesampai di rumah ternyata yang ada hanya ayahku dengan santainya menyerutup secangkir teh di susul dengan isapan rokok kretek khas Jogja. Dengan pelan kudekati ayahku yang rasanya sedang menikmatu kehidupanya. Tanpa tahu apa yang terjadi denganku dengan anaknya sendiri. Bibirku tak mampu mengucapkan kata-kata yang ingin ak utarakan ketika dalam perjalan pulang ke rumah. Dengan paksa kucoba tuk gerakkan bibirku. "Pak, apakah benar apa yang orang-orang katakan terhadap ibu???".
"eh kamu to, ada apa sih dengan ibumu??" tanya ayahku sambil mematikan rokoknya yg habis terbakar.
"pak, apakah benar ibuk adalah seorang pelacur????"tanpa sadar suaraku sudah terbata-bata dan air mata sudah membasahi pipiku.
setelah ku ucapkan pertanyaan itu ayahku tiba-tiba terhenti mengambil cangkir teh diatas meja dan sambil memandangiku dengan penuh keheranan.
"kamu dah makan belum?????" balas ayahku sambil tergagap-gagap untuk mengalihkan pertanyaan yang ak lontarkan.
"pak, ini serius!!!!" kini tangisanku semakin menjadi-jadi karna sepertinya ak tahu jawaban ayahku tentang pertanyaan tersebut. bibir ayahku hanya bisa naik turun tanpa mengeluarkan suara apapun dan matanya juga mulai merah. air mata juga sudah mulai keluar dari kulit di pinggir matanya yang mulai keriput.
dengan tingkah ayahku yang seperti itu ak sudah tau bahwa ayahku menjawab pertanyaanku dengan simple dan sangat pedih "ya" , itu pasti jawaban atas pertanyaan yang ingin aku pastikan kebenaranya.
Kini hatiku makin hancur, air mataku sudah tak terbendung lagi melaju cepat laksana air terjun yang tanpa henti di iringi suara tangisanku yang semakin keras. Tubuhku terasa berat, sepertinya kakiku sudah tak mampu menopang seluruh berat badanku. Tiba-tiba badanku jatuh dan hanya di topang oleh siku kaki layaknya posisi sholat ketika takhhiyatul awal. Tak tahu kapan ayahku mendekat, dan memegang pundakku dengan kedua tanganya sambil menyebut namaku berulang-ulang.
"Mukhlis.....Mukhlis...Mukhlis.... sadar nak!!!!"
mataku kini mulai berkunang-kunang dan suara panggilan tersebut semakin lama semakin mengecil. kemudian berubah menjadi suara minta tolong
"tolong..tolong anakku!!" setelah mendengar teriakan tersebut tiba-tiba mataku
menutup sendiri dan keadaan mulai hening, sunyi dan gelap.
"Apakah ini yang namanya kematian???"
njung.....
BalasHapusendi terusane.......?????
Njung,add link nya Ikatan mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia yah.....
BalasHapussalah njung....Ini Blog IMTLI yang Benar kemaren aku salah masukin link,,maklum masih belajar,jadinya copy paste,beda ma mas sanjung yang dah terbiasa,,hehehehhe..oiya,jadwal chatt imtli tuh ada,tiap jumat minggu ke 1 dan ke 3 tiap bulannya,jam 4 sore.tapi kadang ada juga yang online jumat tapi nggak jam 4,tapi jam malam2 gitu.email anak2 liat aja di database IMTLI.,
BalasHapusnjung..ni aku ubah adress ku...
BalasHapusdi sesuaikan yah..hehehe
http://mift4hhurrahman.blogspot.com/
www.kslnataru.wordpress.com
BalasHapustolong di link
piye kabrmu bro ?? ... isih sok onlen g ??
BalasHapus